Proses Welding di Industri Pipa

Nama : Silvia Taruli Panjaitan
NPM : 3334160023
Jurusan : Teknik Metalurgi
Mata Kuliah : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
JURUSAN TEKNIK METALURGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2017
Potensi Bahaya dan Pencegahannya
No.
|
Potensi Bahaya
|
Jenis Potensi Bahaya
|
Bagian Prosesnya
|
Pencegahan
|
1.
|
Fisika
|
a. Debu (Dust/Fume/Asap
Las
|
Pada proses pengelasan inside welding maupun pada outside
welding baik pada pipa dengan bahan timbal ataupun besi baja akan
menghasilkan debu berupa percikan dari hasil pengelasan dan juga asap pada
saat pengelasan. Asap pengelasan inilah yang menghasilkan debu. Diameter debu dalam asap las (fume) berkisar antara 0,2 mikrometer s/d 3
mikrometer. Butiran debu dengan ukuran > 0,5 mikrometer bila terhisap akan
tertahan oleh bulu hidung dan bulu pada pipa pernapasan, sedangkan yang lebih
halus akan terbawa masuk ke dalam paru-paru. Sebagian akan dihembuskan
kembali, sedangkan sebagian lain akan tertinggal dan melekat pada kantong
udara dalam paru-paru (alveoli) sehingga bila sudah terakumulasi akan dapat
menimbulkan berbagai penyakit pernapasan. Komposisi kimia fume tergantung
dari proses pengelasan dan elektrodanya. Misalnya pada pengelasan dengan
menggunakan elektroda jenis law hydrogen maka di
dalam asap las akan terdapat fluor (F) dan oksida kalium dan sebagainya.
|
- Diperlukan ventilasi pada ruangan dan
juga masker pelindung wajah dan kacamata. Resiko percikan debu terkena mata
sangat besar, oleh karena itu sangat disarankan menggunakan kacamata dan
masker untuk mencegah asap dan debu terhirup.
- Kebutuhan udara segar
tiap juru las adalah 2000 cuft per menit.
- Pekerja las harus
menggunakan helm las secara benar. Yaitu pada saat pengelasan harus menutupi
sampai di bawah wajah (dagu), sehingga mengurangi asap atau debu ringan
melewati wajah.
- Pekerja las harus menggunakan alat pernafasan
pelindung debu, jika pada ruangan las tidak ada sirkulasi udara yang memadai
atau sama sekali tidak ada udara.
|
b. Bising (Noise)
|
- Tingkat bising yang tinggi dalam
pekerjaan pengelasan dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Pada
pengelasan pipa ini digunakan SMAW (Sub-merged
Arc Welding) pada pengelasan dengan SMAW dihasilkan volume suara 62 – 82 dB, yang dapat
membuat para pekerja kehilangan pendengaran
secara sementara (temporary
threshold shift) dapat menyebabkan kelelahan pendengaran, pendengaran
akan hilang untuk sementara waktu.
- Pengaruh Kebisingan terhadap tenaga
kerja adalah sebagai berikut :
1. Gangguan fisiologis Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, nadi dan dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris 2. Gangguan psikologis Gannguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, emosi dll. 3. Gangguan komunikasi Gangguan komunikasi dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan bisa berakibat kepada kecelakaan karena tidak dapat mendengar isyarat ataupun tanda bahaya. 4. Gangguan pada pendengaran (Ketulian) Merupakan gangguan yang paling serius karena pengaruhnya dapat menyebabkan berkurangnya fungsi pendengaran. Gannguan pendengaran ini bersifat progresif tapi apabila tidak dilakendalikan dapat menyebabkan ketulian permanen. |
- Jauhkan dari kebisingan, pendegaran akan pulih dalam
waktu 16-48 jam. Maka dari itu tidak disarankan pekerja terlalu lama karena
akan membuat pekerja kehilangan pendengaran secara permanen.
- Batas frekuensi bunyi yang dapat
didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20.000 Hz pada
amplitudo umum.
- Tingkat bunyi dapat diatur dengan Sound Level Meter dan Noise
Dosimeter.
- Atau dapat juga dengan hal berikut :
1. Pemantauan Kebisingan
2. Audiometri Test 3. Pengendalian Kebisingan 4. Alat Pelindung Diri 5. Training Motivasi 6. Pemeliharaan Catatan / record |
||
c. Getaran (Vibration)
|
Pada pipa ini digunakan Las SMAW, pada SMAW
tidak didapatkan getaran. Las yang menghasilkan getaran merupakan Las GTAW,
maka pada industri pipa sedikit kemungkinan adanya potensi bahaya dengan
getaran. Namun beberapa kemungkinan kecil itu bisa berupa kesemutan pada
tangan ataupun tangan menjadi putih dikarenakan adanya getaran pada Las.
|
- Digunakannya sarung tangan sebagai pelindung tangan
pada saat memegang alat Las jika terjadi getaran.
- Mengistirahatkan tangan sejenak.
- Melakukan pelatihan
-
Sumber vibrasi
-
Efek vibrasi
terhadap kesehatan dan keselatan
-
Mengenali tanda
awal dan gejala terkena efek vibrasi
-
Menggunakan pakaian
yang dapat menyerap getaran
-
Menggunakan
perlengkapan anti getar
-
Merawat alat
kerja dengan baik
-
Membiasakan diri
dengan bekerja sesuai prosedur
|
||
d. Cahaya (Illumination)
|
Karena digunakan Sub-merged Arc Welding yaitu busur Las. Busur Las dapat menimbulkan
percikan dan cahaya yang tinggi. Cahaya ini dapat merusak mata karena pekerja
Las terlalu lama menerima cahaya tersebut. Dapat menyebabkan mata lelah,
pandangan kabur (berbayang), sakit kepala maupun iritasi mata.
|
Adapun pekerja Las harus menggunakan
pelindung mata, contohnya seperti kacamata yang dikhususnya untuk Las. Pada
hal ini, warna pada pelindung mata sangat mempengaruhi, misalnya abu-abu,
cokelat, atau hijau.
|
||
e. Temperatur (Extreme
Temperature)
|
Temperatur yang dihasilkan yaitu temperatur
panas. Temperatur panas dapat menimbulkan beberapa potensi bahaya seperti
penyakit pada ginjal, hati,gangguan pada pusat tubuh dan pada kulit. Dapat menyebabkan
kelelahan, kram, dan berkeringat.
- Pekerjaan mengelas sendiri dapat menghasilkan panas
hingga 1500C-2500C. Hal ini dapat menimbulkan efek stress dan stroke, luka
serius pada mata akibat ampas panas, kepingan logam, percikan dan elektroda
panas. Panas yang tinggi dan percikan api dapat menyebabkan kebakaran atau
ledakan jika di sekitarnya terdapat bahan-bahan yang mudah dibakar.
|
Dapat dicegah dengan memberikan ventilasi
pada ruangan ataupun memberikan air
conditioner atau pendingin ruangan.
|
||
f.
Radiasi (Radiation)
|
adiasi pada pengelasan dapat dikategorikan
radiasi non ionizing. Radiasi yang ditimbulkan oleh busur las ini mempunyai
sifat dapat dilihat, ultra violet dan infra merah.
Bahaya radiasi non ionizing pada proses pengelasan dapat menimbulkan luka terbakar, kerusakan kulit dan mata. Kerusakan mata karena radiasi sinar ultra violet ini disebut arc-eye, welder’s eye atau arc flash.
- Radiasi
dari non-ionisasi yaitu elektromagnet yang energinya tidak cukup untuk
mengeluarkan elektron dari orbit atomnya. Radiasi non pengion terhadap
pekerjaan dari seorang ”Tukang Las” akan mengakibatkan hal-hal seperti
berikut :
-
Kerusakan pada
retina akibat cahaya dengan intensitas tinggi.
-
Kerusakan pada
kornea dan katarak akibat radiasi IR.
-
“Arc eye”
atau “welders’ flash” akibat radiasi UV.
-
Mata seperti
berpasir, pandangan kabur, mata berair, mata seperti terbakar dan sakit
kepala.
|
Efek tidak dapat hilang dalam beberapa jam
seelah terkena, oleh karena itu mata harus dilindungi dengan kaca gelap yang
sesuai
.
|
||
2.
|
Kimia
|
- Proses-proses seperti pengelasan
dengan flux-cored arc welding dan shielded metal arc welding akan menyebabkan
asap yang memiliki kandungan partikel-partikel yang terbagi dalam beragam
jenis tipe-tipe oksida. Gas-gas beresiko ini akan menyebabkan penyakit Metal
Fume Fever bagi pekerja. Metal Fume Fever berlangsung akibat terhisapnya uap
atau asap (Fume) dari Zn, Mg, atau Oksida-nya.
- Dari sisi zat fisis yakni kemungkinan
kulit terbakar, zat kimia yakni terkontaminasi beberapa zat kimia pada benda
logam dan benda memiliki ukuran kecil saat bekerja, tenaga mekanis apabila
zat kimia ini menyebabkan alergi pada pekerja yang mempunyai dampak iritasi
pada kulit.
Ko -korosi pada pipa besi bahan kimia yang
bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat dimana terjadi
kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang paling
umum terkena.
· Contoh
: konsentrat asam dan basa , fosfor.
|
- Menempatkan zat –zat kimia secara tepat.
- Menggunakan alat perlindungan seperti sarung tangan
untuk menghindari kontak kulit.
- Menggunakan masker penutup wajah (alat pernafasan dan
mulut) untuk menghidari terhirupnya zat kimia
-
Isolasi, isolasi yang dimaksud disini adalah mengisolir tempat atau
ruangan-ruangan yang mengandung aspek bahan kimia yang berbahaya dari para
pekerja atau tidak kontak langsung bahan-bahan berbahaya tersebut, cukup
dilakukan dengan mengontrol dari luar atau tempat lain.
- Respirator, Alat ini
dipakai untuk melindungi pernapasan tenaga kerja dimana konsentrasi bahan
kimia dalam ruangan kerja dimungkinkan dengan hanya mermakai masker.
|
|
3.
|
Biologi
|
- potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal
dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit
tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll Faktor biologi ditempat
kerja umumnya dalam bentuk mikro organisma. mikroorganisme yang
mungkin ditemukan adalah bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti :
Tbc, Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan lainnya seperti Pneumonia.
- Virus dapat dari lingkungan pekerja
itu sendiri jika tidak menggunakan alast perlindungan seperti masker, virus
mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak
mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas.
Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella,
hepatitis, HIV, dan sebagainya.
|
P- Penggunaan masker yang baik untuk pekerja
yang berisiko tertular lewat debu yang mengandung organism patogen
- Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular
penyakit di tempat kerja
- Membersihkan semua debu yang ada di sistem
pendingin paling tidak datu kali setiap bulan
- Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan
terbunuhnya mikroorganisme yang patogen pada system pendingin.
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan
bagaimana mengotrol dan mencegah penularannya diharapkan efek yang merugikan
dapat dihindari
-
|
|
4.
|
Psikologis
|
Bullying
|
Bullying
dapat terjadi, bullying merupakan tindak pelecehan yang dilakukan seorang
pekerja kepada pekerja lainnya. Dapat dilakukannya pelecehan ketika seorang welder perempuan yang melakukan
pengelasan dengan posisi tertentu contohnya seperti horizontal maupun
vertikal.
|
-Menempatkan seseorang sesuai pada
tempatnya untuk mengurangi tingkat pelecehan.
|
Stress
|
Stress dikarena faktor beratnya tugas yang
dihadapi maupun karena adanya gangguan dari pekerja lainnya. Stress
adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap
tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal
ini dinamakan stress. Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah,
gangguan kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan
psikotropika.
· Penyakit-penyakit psikosomatis antara
lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, luka usus
besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit kulit seperti eksim,dll.
|
- pemberian motivasi untuk para pekerja,
menempatkan pekerja pada bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuan, dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
|
||
Working alone
|
Working
alone atau bekerja sendiri dapat menimbulkan
suatu gangguan terhadap pekerja. Tidak semua pekerja dapat bekerja dalam
kesendirian. Beberapa orang mempunyai phobia terhadap kesendirian ataupun
yang dimaksud yaitu pekerja yang hanya bisa bekerja secara bersama-sama,
selalu membutuhkan rekan kerja dalam menyelesaikan tugasnya. Misalnya pada
saat pengelasan, pekerja membutuhkan pekerja lain yang akan membantu dalam memastikan
ketepatan pengelasan ataupun rekan untuk membantu memberikan alat yang sedang
dibutuhkan pada saat pengelasan.
|
-
Mengetahui psikis
ataupun sifat kerja pekerja dan dapat memahami sifat psikis dari pekerja
tersebut.
|
||
Workplace
violence
|
Workplace
Violence atau kejahatan pada tempat kerja, peraihan
jabatan secara tidak benar merupakan bentuk kejahatan. Dapat dilakukan
apabila salah seorang pekerja yang bersifat baik dan berpotensi untuk naik
jabatan, dia akan diperilakukan jahat oleh seseorang yang jabatannya
terancam, oleh karena itu dia akan mencelakakan pekerja yang berpotensi baik.
|
- Dilakukannya pengecekan pada saat jam kerja.
- Diberlakukan adil pada semua pekerja.
|
||
Shift
Work dan Fatigue
(Kelelahan)
|
Shift
Work atau jam kerja dapat mempengaruhi psikis
pekerja. Untuk pengelasan dilakukan konsentrasi yang penuh dan jam istirahat
yang cukup untk menghindari bahaya yang ada jika terjadi sesuau pada pekerja.
Apabila pekerja mendapatkan 2 shift pada hari yang sama, akan menyebabkan
pekerja merasa kelelahan yang mengakibatkan tidak baiknya hasil pekerjaan
yang dihasilkan oleh si pekerja. Apabila pekerja tidak dapat memuaskan
perusahaan, psikis pekerja akan terganggu karena ia merasa terancam karena
kegagalannya dalam mengerjakan pekerjaan.
|
- Pengaturan jam kerja yang benar dan adil.
- Memikirkan psikis da tingkat kelelahan pekerjanya
|
||
5.
|
Mekanik
|
- impeler yang berputar karena belum
dimatikan
|
||
6.
|
Elektrik
|
- Listrik
yang mengalir dalam suatu sirkuit disebut arus listrik (I) dan diukur dengan
satuan ampere (A). Sedangkan tegangan yang menyebabkan
adanya aliran dalam suatu sirkuit diukur dengan volt (V).
tubuh manusia dapat dikatakan sebagai bahan yang konduktif. Sehingga apabila
tegangan listrik terkena bagian badan, arus dapat mengalir dan dapat
menimbulkan kejut, terbakar, kelumpuhan atau kematian. Tegangan listrik yang
tidak terlalu tinggi pun dapat menyebabkan kasus tersebut di atas, namun
akibat dari padanya tergantung pada banyak faktor seperti halnya ; dibagian
mana arus listrik mengenai bagian tubuh ataupun seberapa efektif kontak
dengan tegangan listrik tersebut. Tegangan listrik (voltage) induk
yang masuk ke peralatan listrik pada bengkel biasanya sebesar 480 volt untuk
3 phase dan 240 atau 120 volt untuk single phase. Tegangan ini
sering disebut sebagai tegangan primair. Pada beberapa peralatan tegangan
listrik ini diturunkan dengan mempergunakan transformer untuk memperoleh
tegangan sekundair yang lebih rendah. Teganan yang dibutuhkan pada terminal
output alat las biasanya sekitar 80 volt bila tidak ada arus (OCV, open
circuit voltage), dan tegangan akan menjadi 20 – 30 volt bila arus
mengalir dan nyala busur las di bentuk.
Perbedaan teganan listrik bagian primair dan
sekundair ini sangat penting untuk diketahui.
Tegangan tinggi pada sisi primair dari mesin las
sangat berbahaya, namun tegangan pada sisi sekundair pun tidak boleh
diabaikan karena dapat pula menyebabkan kejut (shock) yang seruis.
Beberapa type mesin las seperti halnya plasma
welding mempunyai tegangan sekundair cukup tinggi. Bahaya ikutan
yang dapat terjadi akibat shok yang sebenarnya hanya mengejutkan dapat
menjadi fatal karena posisi kerja juru las, misalnya juru las berada ditempat
yang tinggi dapat terjatuh dan lain sebagainya.
|
Ti-Tidak mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi
bidang kerjanya atau karena tidak berkualifikasi dalam bidangnya. Misalnya
untuk
-
Pekerjaan penyambungan instalasi haruslah dikerjakan oleh ahli listrik yang
berkualifikasi.
2. - Kabel tegangan tinggi harus
selalu dijaga dan diusahakan sependek mungkin serta setiap saat mendapat
perlindungan yang cukup. Misalnya dengan melindungi diri dari kemungkinan
tertimpa logam/ baja atau terinjak kendaraan.
3. - Sebelum memasang atau melepaskan koneksi (Steker)
arus listrik harus dimatikan terlebih dahulu.
-
Bila menghidupkan tombol (switch) harus dari sisi yang sama.
5. Yakinkanlah
bahwa koneksi kabel mesin las dalam kondisi yang baik.
- Dalam
proses pengelasan salah satu kabel dari mesin las dihubungkan dengan pegangan
elektroda (electrode holder) dan arus dari sumber listrik akan
mengalir melewati kabel ini untuk diloncatkan sehingga terjadi busur las yang
kemudian melewati material dan kembali ke mesin las. Material kerja hendaknya
dapat diletakkan pada meja baja atau yang sejenis agar dapat dilewati arus
balik ke mesin las.
- Penggunaan kabel yang panjang harus
dengan ukuran lebih besar disbanding kabel pendek. Penggunaan kabel yang
terlalu panjang hendaknya dihindari dan agar praktis gunakan kabel sependek
mungkin
- Rangka mesin las atau sumber arus
listrik, panel control, material kerja dan lain-lain harus di hubungkan
dengan grounding. Grounding material kerja harus terpisah tetapi dapat pula
dihubungkan degan grounding mesin las. Besar diameter kabel grounding harus
disesuaikan dengan besarnya arus.
|
|
7.
|
Ergonomik
|
Comfort
(Kenyamanan)
|
pekerja bekerja
dalam keadaan yg tidak nyaman seperti sangat terpaksa berjongkok, membungkuk,
memiringkan tubuh dsb. Hal semacam ini terkecuali memengaruhi fisik pekerja
juga memengaruhi konsentrasi pekerja yang diperlukan saat mengelas. Mereka
harus juga membolak-balikkan benda kerja hingga beban yang mereka tanggung
terkecuali ketidaknyamanan kerja akibat posisi kerja juga posisi membawa
beban.
|
- Merubah tata letak ruangan kerja,
memberi alat bantu dan prosedur kerja yang baik dan benar.
|
Fatigue
(Kelelahan)
|
Dikarenakan pekerjaan yang tidak nyaman
contohnya pada saat posisi pengelasan mengharuskan pekerja untuk membungkuk
dapat menyebabkan pekerja lelah. Apabila pekerja lelah dapat menimbulkan
kurangnya tenaga maupun konsentrasi pekerja yang membuat berkurangnya
produktivitas kerja perusahaan tersebut. Dari berkurangnya produktivitas
dapat membuat berkurangnya profit (keuntungan)
kepada perusahaan
|
- Memberikan kenyamanan pada pekerja.
- Memberikan posisi yang tepat kepada pekerja.
- Memberikan jam istirahat yang sesuai untuk pekerja.
|
||
Injuries
(Luka)
|
Apabila pekerja tidak nyaman, contohnya
jika pekerja harus membungkuk selama jam kerja, dapat membuat tegang pada
otot pekerja jika terlalu sakit dapat membuat badan yang sakit menjadi merah.
Jika pada posisi horizontal 2G pekerja harus bekerja sedangkan tinggi pekerja
tidak sesuai dengan tingginya pipa yang akan di las maka percikan api dapat
jatuh mengenai mata pekerja ataupun tubuh lainnya dikarenakan pekerja harus
menghadapkan kepalanya keatas karena tinggi pekerja yang tidak sesuai.
Ataupun pada posisi Flat 1G, mengahruskan pekerja untuk bungkuk ataupun bisa pula pekerja
menumpu lututnya agar dapat meraih pipa dengan posisi Flat 1G, maka dapat menimbulkan memar pada lutus jika hal itu
dilakukan dengan waktu yang lama.
|
- Memberikan alat pelindung yang tepat dan sangat
dibutuhkan pekerja.
- Memberikan posisi yang tepat sesuai pada porsi para
pekerjanya.
- Contohnya apabila pada posisi Flat 1G, lutut dapat diberi tumpuan bantalan agar tidak memar
ataupun kesemutan.
|
||
Job
Satisfaction (Kepuasan Bekerja)
|
Pekerja akan merasakan bosan apabila ia
selalu merasakan kegagalan ataupun pekerja bosan dikarenakan limgkungan
pekerjaannya. Hal ini dapat menimbulkan berkurangnya efektivitas ataupun
efisiensi pada produktivitas pekerjanya.
|
- Pemerhati pekerja untuk menjaga kenyamanan dan
ketidakbosanan pekerja.
- Melakukan refreshing
/ cuti untuk menghilangkan kebosanan.
|


Gambar beberapa posisi pada saat pengelasan pipa
Alat-Alat pelindungan pada pengelasan pipa (SMAW) :
·
Helm las (topeng las)
·
Kaca las hitam
·
Kaca las putih
·
Apron (pelindung dada)
·
Baju kerja
·
Sarung tangan
·
Sepatu kulit kapasitas 2ton
·
Masker
DAFTAR PUSTAKA
¨
Bambang, P., 1992, Teknologi Mekanik, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta.Harsono, Toshie, 1996, Teknologi Pengelasan Logam,. Pradnya
Paramita, Jakarta.
¨ King,
R.W. and Hudson, R. (1985). “Construction Hazard and Safety Handbook:
Safety.”
¨ Butterworths,
England.Robert, W.,K., 1993, Dasar-dasar Pengelasan,Erlangga.
¨ Sumakmur,
P.,K., 1995, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Gunung Agung,Jakarta.
¨
0 komentar:
Posting Komentar