Minggu, 08 Oktober 2017

Proses Welding di Industri Pipa

Diposting oleh cila di 03.30
Proses Welding di Industri Pipa

Nama : Silvia Taruli Panjaitan
NPM : 3334160023
Jurusan : Teknik Metalurgi
Mata Kuliah : Kesehatan dan Keselamatan Kerja


JURUSAN TEKNIK METALURGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2017









Potensi Bahaya dan Pencegahannya

No.
Potensi Bahaya
Jenis Potensi Bahaya
Bagian Prosesnya
Pencegahan
1.
Fisika
a.    Debu (Dust/Fume/Asap Las
Pada proses pengelasan inside welding maupun pada outside welding baik pada pipa dengan bahan timbal ataupun besi baja akan menghasilkan debu berupa percikan dari hasil pengelasan dan juga asap pada saat pengelasan. Asap pengelasan inilah yang menghasilkan debu. Diameter debu  dalam asap las (fume) berkisar antara 0,2 mikrometer s/d 3 mikrometer. Butiran debu dengan ukuran > 0,5 mikrometer bila terhisap akan tertahan oleh bulu hidung dan bulu pada pipa pernapasan, sedangkan yang lebih halus akan terbawa masuk ke dalam paru-paru. Sebagian akan dihembuskan kembali, sedangkan sebagian lain akan tertinggal dan melekat pada kantong udara dalam paru-paru (alveoli) sehingga bila sudah terakumulasi akan dapat menimbulkan berbagai penyakit pernapasan. Komposisi kimia fume tergantung dari proses pengelasan dan elektrodanya. Misalnya pada pengelasan dengan menggunakan elektroda jenis law hydrogen maka di dalam asap las akan terdapat fluor (F) dan oksida kalium dan sebagainya.

- Diperlukan ventilasi pada ruangan dan juga masker pelindung wajah dan kacamata. Resiko percikan debu terkena mata sangat besar, oleh karena itu sangat disarankan menggunakan kacamata dan masker untuk mencegah asap dan debu terhirup.
- Kebutuhan udara segar tiap juru las adalah 2000 cuft per menit. 
- Pekerja las harus menggunakan helm las secara benar. Yaitu pada saat pengelasan harus menutupi sampai di bawah wajah (dagu), sehingga mengurangi asap atau debu ringan melewati wajah.
- Pekerja las harus menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika pada ruangan las tidak ada sirkulasi udara yang memadai atau sama sekali tidak ada udara.



b.   Bising (Noise)
-  Tingkat bising yang tinggi dalam pekerjaan pengelasan dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Pada pengelasan pipa ini digunakan SMAW (Sub-merged Arc Welding) pada pengelasan dengan SMAW  dihasilkan volume suara 62 – 82 dB, yang dapat membuat para pekerja kehilangan pendengaran  secara sementara (temporary threshold shift) dapat menyebabkan kelelahan pendengaran, pendengaran akan hilang untuk sementara waktu.
-  Pengaruh Kebisingan terhadap tenaga kerja adalah sebagai berikut :
1. Gangguan fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, nadi dan dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris
2. Gangguan psikologis
Gannguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, emosi dll.
3. Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan bisa berakibat kepada kecelakaan karena tidak dapat mendengar isyarat ataupun tanda bahaya.
4. Gangguan pada pendengaran (Ketulian)
Merupakan gangguan yang paling serius karena pengaruhnya dapat menyebabkan berkurangnya fungsi pendengaran. Gannguan pendengaran ini bersifat progresif tapi apabila tidak dilakendalikan dapat menyebabkan ketulian permanen.

-   Jauhkan dari kebisingan, pendegaran akan pulih dalam waktu 16-48 jam. Maka dari itu tidak disarankan pekerja terlalu lama karena akan membuat pekerja kehilangan pendengaran secara permanen.
-   Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20.000 Hz pada amplitudo umum.
-   Tingkat bunyi dapat diatur dengan Sound Level Meter dan Noise Dosimeter.
-   Atau dapat juga dengan hal berikut :
1. Pemantauan Kebisingan
2. Audiometri Test
3. Pengendalian Kebisingan
4. Alat Pelindung Diri
5. Training Motivasi
6. Pemeliharaan Catatan / record



c.    Getaran (Vibration)
Pada pipa ini digunakan Las SMAW, pada SMAW tidak didapatkan getaran. Las yang menghasilkan getaran merupakan Las GTAW, maka pada industri pipa sedikit kemungkinan adanya potensi bahaya dengan getaran. Namun beberapa kemungkinan kecil itu bisa berupa kesemutan pada tangan ataupun tangan menjadi putih dikarenakan adanya getaran pada Las.
-   Digunakannya sarung tangan sebagai pelindung tangan pada saat memegang alat Las jika terjadi getaran.
-   Mengistirahatkan tangan sejenak.
-   Melakukan pelatihan
-          Sumber vibrasi
-          Efek vibrasi terhadap kesehatan dan keselatan
-          Mengenali tanda awal dan gejala terkena efek vibrasi
-          Menggunakan pakaian yang dapat menyerap getaran
-          Menggunakan perlengkapan anti getar
-          Merawat alat kerja dengan baik
-          Membiasakan diri dengan bekerja sesuai prosedur


d.   Cahaya (Illumination)
Karena digunakan Sub-merged Arc Welding  yaitu busur Las. Busur Las dapat menimbulkan percikan dan cahaya yang tinggi. Cahaya ini dapat merusak mata karena pekerja Las terlalu lama menerima cahaya tersebut. Dapat menyebabkan mata lelah, pandangan kabur (berbayang), sakit kepala maupun iritasi mata.
Adapun pekerja Las harus menggunakan pelindung mata, contohnya seperti kacamata yang dikhususnya untuk Las. Pada hal ini, warna pada pelindung mata sangat mempengaruhi, misalnya abu-abu, cokelat, atau hijau.


e.    Temperatur (Extreme
Temperature)
Temperatur yang dihasilkan yaitu temperatur panas. Temperatur panas dapat menimbulkan beberapa potensi bahaya seperti penyakit pada ginjal, hati,gangguan pada pusat tubuh dan pada kulit. Dapat menyebabkan kelelahan, kram, dan berkeringat.
-       Pekerjaan mengelas sendiri dapat menghasilkan panas hingga 1500C-2500C. Hal ini dapat menimbulkan efek stress dan stroke, luka serius pada mata akibat ampas panas, kepingan logam, percikan dan elektroda panas. Panas yang tinggi dan percikan api dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan jika di sekitarnya terdapat bahan-bahan yang mudah dibakar.

Dapat dicegah dengan memberikan ventilasi pada ruangan ataupun memberikan air conditioner atau pendingin ruangan.


f.     Radiasi (Radiation)
adiasi pada pengelasan dapat dikategorikan radiasi non ionizing. Radiasi yang ditimbulkan oleh busur las ini mempunyai sifat dapat dilihat, ultra violet dan infra merah.
Bahaya radiasi non ionizing pada proses pengelasan dapat menimbulkan luka terbakar, kerusakan kulit dan mata. Kerusakan mata karena radiasi sinar ultra violet ini disebut arc-eye, welder’s eye atau arc flash.
-  Radiasi dari non-ionisasi yaitu elektromagnet yang energinya tidak cukup untuk mengeluarkan elektron dari orbit atomnya. Radiasi non pengion terhadap pekerjaan dari seorang ”Tukang Las” akan mengakibatkan hal-hal seperti berikut :
-          Kerusakan pada retina akibat cahaya dengan intensitas tinggi.
-          Kerusakan pada kornea dan katarak akibat radiasi IR.
-          “Arc eye”  atau  “welders’ flash”  akibat radiasi UV.
-          Mata seperti berpasir, pandangan kabur, mata berair, mata seperti terbakar  dan sakit kepala.
Efek tidak dapat hilang dalam beberapa jam seelah terkena, oleh karena itu mata harus dilindungi dengan kaca gelap yang sesuai

.
2.
Kimia

-  Proses-proses seperti pengelasan dengan flux-cored arc welding dan shielded metal arc welding akan menyebabkan asap yang memiliki kandungan partikel-partikel yang terbagi dalam beragam jenis tipe-tipe oksida. Gas-gas beresiko ini akan menyebabkan penyakit Metal Fume Fever bagi pekerja. Metal Fume Fever berlangsung akibat terhisapnya uap atau asap (Fume) dari Zn, Mg, atau Oksida-nya.
-  Dari sisi zat fisis yakni kemungkinan kulit terbakar, zat kimia yakni terkontaminasi beberapa zat kimia pada benda logam dan benda memiliki ukuran kecil saat bekerja, tenaga mekanis apabila zat kimia ini menyebabkan alergi pada pekerja yang mempunyai dampak iritasi pada kulit.
Ko  -korosi pada pipa besi bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang paling umum terkena.
·        Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.

-   Menempatkan zat –zat kimia secara tepat.
-   Menggunakan alat perlindungan seperti sarung tangan untuk menghindari kontak kulit.
-   Menggunakan masker penutup wajah (alat pernafasan dan mulut) untuk menghidari terhirupnya zat kimia
-   Isolasi, isolasi yang dimaksud disini adalah mengisolir tempat atau ruangan-ruangan yang mengandung aspek bahan kimia yang berbahaya dari para pekerja atau tidak kontak langsung bahan-bahan berbahaya tersebut, cukup dilakukan dengan mengontrol dari luar atau tempat lain.
-   Respirator, Alat ini dipakai untuk melindungi pernapasan tenaga kerja dimana konsentrasi bahan kimia dalam ruangan kerja dimungkinkan dengan hanya mermakai masker.
3.
Biologi

-  potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll Faktor biologi ditempat kerja umumnya dalam bentuk mikro organisma. mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti : Tbc, Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan lainnya seperti Pneumonia.
-  Virus dapat dari lingkungan pekerja itu sendiri jika tidak menggunakan alast perlindungan seperti masker, virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.

 P- Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang mengandung organism patogen
- Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja
- Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak datu kali setiap bulan
- Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme yang patogen pada system pendingin.
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan mencegah penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari
-           
4.
Psikologis
Bullying
Bullying dapat terjadi, bullying merupakan tindak pelecehan yang dilakukan seorang pekerja kepada pekerja lainnya. Dapat dilakukannya pelecehan ketika seorang welder perempuan yang melakukan pengelasan dengan posisi tertentu contohnya seperti horizontal maupun vertikal.

-Menempatkan seseorang sesuai pada tempatnya untuk mengurangi tingkat pelecehan.


Stress
Stress dikarena faktor beratnya tugas yang dihadapi maupun karena adanya gangguan dari pekerja lainnya. Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini dinamakan stress. Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.
·  Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit kulit seperti eksim,dll.

-  pemberian motivasi untuk para pekerja, menempatkan pekerja pada bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman


Working alone
Working alone atau bekerja sendiri dapat menimbulkan suatu gangguan terhadap pekerja. Tidak semua pekerja dapat bekerja dalam kesendirian. Beberapa orang mempunyai phobia terhadap kesendirian ataupun yang dimaksud yaitu pekerja yang hanya bisa bekerja secara bersama-sama, selalu membutuhkan rekan kerja dalam menyelesaikan tugasnya. Misalnya pada saat pengelasan, pekerja membutuhkan pekerja lain yang akan membantu dalam memastikan ketepatan pengelasan ataupun rekan untuk membantu memberikan alat yang sedang dibutuhkan pada saat pengelasan.

-          Mengetahui psikis ataupun sifat kerja pekerja dan dapat memahami sifat psikis dari pekerja tersebut.


Workplace violence

Workplace Violence atau kejahatan pada tempat kerja, peraihan jabatan secara tidak benar merupakan bentuk kejahatan. Dapat dilakukan apabila salah seorang pekerja yang bersifat baik dan berpotensi untuk naik jabatan, dia akan diperilakukan jahat oleh seseorang yang jabatannya terancam, oleh karena itu dia akan mencelakakan pekerja yang berpotensi baik.

-  Dilakukannya pengecekan pada saat jam kerja.
-  Diberlakukan adil pada semua pekerja.



Shift Work dan Fatigue (Kelelahan)

Shift Work atau jam kerja dapat mempengaruhi psikis pekerja. Untuk pengelasan dilakukan konsentrasi yang penuh dan jam istirahat yang cukup untk menghindari bahaya yang ada jika terjadi sesuau pada pekerja. Apabila pekerja mendapatkan 2 shift pada hari yang sama, akan menyebabkan pekerja merasa kelelahan yang mengakibatkan tidak baiknya hasil pekerjaan yang dihasilkan oleh si pekerja. Apabila pekerja tidak dapat memuaskan perusahaan, psikis pekerja akan terganggu karena ia merasa terancam karena kegagalannya dalam mengerjakan pekerjaan.

-   Pengaturan jam kerja yang benar dan adil.
-   Memikirkan psikis da tingkat kelelahan pekerjanya
5.
Mekanik

-  impeler yang berputar karena belum dimatikan


6.
Elektrik

-  Listrik yang mengalir dalam suatu sirkuit disebut arus listrik (I) dan diukur dengan satuan ampere (A). Sedangkan tegangan yang menyebabkan adanya aliran dalam suatu sirkuit diukur dengan volt (V). tubuh manusia dapat dikatakan sebagai bahan yang konduktif. Sehingga apabila tegangan listrik terkena bagian badan, arus dapat mengalir dan dapat menimbulkan kejut, terbakar, kelumpuhan atau kematian. Tegangan listrik yang tidak terlalu tinggi pun dapat menyebabkan kasus tersebut di atas, namun akibat dari padanya tergantung pada banyak faktor seperti halnya ; dibagian mana arus listrik mengenai bagian tubuh ataupun seberapa efektif kontak dengan tegangan listrik tersebut. Tegangan listrik (voltage) induk yang masuk ke peralatan listrik pada bengkel biasanya sebesar 480 volt untuk 3 phase dan 240 atau 120 volt untuk single phase. Tegangan ini sering disebut sebagai tegangan primair. Pada beberapa peralatan tegangan listrik ini diturunkan dengan mempergunakan transformer untuk memperoleh tegangan sekundair yang lebih rendah. Teganan yang dibutuhkan pada terminal output alat las biasanya sekitar 80 volt bila tidak ada arus (OCV, open circuit voltage), dan tegangan akan menjadi 20 – 30 volt bila arus mengalir dan nyala busur las di bentuk.
Perbedaan teganan listrik bagian primair dan sekundair ini sangat penting untuk diketahui.
Tegangan tinggi pada sisi primair dari mesin las sangat berbahaya, namun tegangan pada sisi sekundair pun tidak boleh diabaikan karena dapat pula menyebabkan kejut (shock) yang seruis.
Beberapa type mesin las seperti halnya plasma welding mempunyai tegangan sekundair cukup tinggi. Bahaya ikutan yang dapat terjadi akibat shok yang sebenarnya hanya mengejutkan dapat menjadi fatal karena posisi kerja juru las, misalnya juru las berada ditempat yang tinggi dapat terjatuh dan lain sebagainya.

Ti-Tidak mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi bidang kerjanya atau karena tidak berkualifikasi dalam bidangnya. Misalnya untuk
- Pekerjaan penyambungan instalasi haruslah dikerjakan oleh ahli listrik yang berkualifikasi.
2.  - Kabel tegangan tinggi harus selalu dijaga dan diusahakan sependek mungkin serta setiap saat mendapat perlindungan yang cukup. Misalnya dengan melindungi diri dari kemungkinan tertimpa logam/ baja atau terinjak kendaraan.
3. - Sebelum memasang atau melepaskan koneksi (Steker) arus listrik harus dimatikan terlebih dahulu.
- Bila menghidupkan tombol (switch) harus dari sisi yang sama.
5.      Yakinkanlah bahwa koneksi kabel mesin las dalam kondisi yang baik.

-  Dalam proses pengelasan salah satu kabel dari mesin las dihubungkan dengan pegangan elektroda (electrode holder) dan arus dari sumber listrik akan mengalir melewati kabel ini untuk diloncatkan sehingga terjadi busur las yang kemudian melewati material dan kembali ke mesin las. Material kerja hendaknya dapat diletakkan pada meja baja atau yang sejenis agar dapat dilewati arus balik ke mesin las.
-  Penggunaan kabel yang panjang harus dengan ukuran lebih besar disbanding kabel pendek. Penggunaan kabel yang terlalu panjang hendaknya dihindari dan agar praktis gunakan kabel sependek mungkin
-  Rangka mesin las atau sumber arus listrik, panel control, material kerja dan lain-lain harus di hubungkan dengan grounding. Grounding material kerja harus terpisah tetapi dapat pula dihubungkan degan grounding mesin las. Besar diameter kabel grounding harus disesuaikan dengan besarnya arus.

7.
Ergonomik
Comfort (Kenyamanan)
 pekerja bekerja dalam keadaan yg tidak nyaman seperti sangat terpaksa berjongkok, membungkuk, memiringkan tubuh dsb. Hal semacam ini terkecuali memengaruhi fisik pekerja juga memengaruhi konsentrasi pekerja yang diperlukan saat mengelas. Mereka harus juga membolak-balikkan benda kerja hingga beban yang mereka tanggung terkecuali ketidaknyamanan kerja akibat posisi kerja juga posisi membawa beban.

-  Merubah tata letak ruangan kerja, memberi alat bantu dan prosedur kerja yang baik dan benar.


Fatigue (Kelelahan)
Dikarenakan pekerjaan yang tidak nyaman contohnya pada saat posisi pengelasan mengharuskan pekerja untuk membungkuk dapat menyebabkan pekerja lelah. Apabila pekerja lelah dapat menimbulkan kurangnya tenaga maupun konsentrasi pekerja yang membuat berkurangnya produktivitas kerja perusahaan tersebut. Dari berkurangnya produktivitas dapat membuat berkurangnya profit (keuntungan) kepada perusahaan

-  Memberikan kenyamanan pada pekerja.
-  Memberikan posisi yang tepat kepada pekerja.
-  Memberikan jam istirahat yang sesuai untuk pekerja.


Injuries (Luka)
Apabila pekerja tidak nyaman, contohnya jika pekerja harus membungkuk selama jam kerja, dapat membuat tegang pada otot pekerja jika terlalu sakit dapat membuat badan yang sakit menjadi merah. Jika pada posisi horizontal 2G pekerja harus bekerja sedangkan tinggi pekerja tidak sesuai dengan tingginya pipa yang akan di las maka percikan api dapat jatuh mengenai mata pekerja ataupun tubuh lainnya dikarenakan pekerja harus menghadapkan kepalanya keatas karena tinggi pekerja yang tidak sesuai.
Ataupun pada posisi Flat 1G, mengahruskan pekerja untuk bungkuk ataupun bisa pula pekerja menumpu lututnya agar dapat meraih pipa dengan posisi Flat 1G, maka dapat menimbulkan memar pada lutus jika hal itu dilakukan dengan waktu yang lama.

-  Memberikan alat pelindung yang tepat dan sangat dibutuhkan pekerja.
-  Memberikan posisi yang tepat sesuai pada porsi para pekerjanya.
-  Contohnya apabila pada posisi Flat 1G, lutut dapat diberi tumpuan bantalan agar tidak memar ataupun kesemutan.


Job Satisfaction (Kepuasan Bekerja)
Pekerja akan merasakan bosan apabila ia selalu merasakan kegagalan ataupun pekerja bosan dikarenakan limgkungan pekerjaannya. Hal ini dapat menimbulkan berkurangnya efektivitas ataupun efisiensi pada produktivitas pekerjanya.

-  Pemerhati pekerja untuk menjaga kenyamanan dan ketidakbosanan pekerja.
-  Melakukan refreshing / cuti untuk menghilangkan kebosanan.














Gambar beberapa posisi pada saat pengelasan pipa


Alat-Alat pelindungan pada pengelasan pipa (SMAW) :

·                     Helm las (topeng las)
·                     Kaca las hitam
·                     Kaca las putih
·                     Apron (pelindung dada)
·                     Baju kerja
·                     Sarung tangan
·                     Sepatu kulit kapasitas 2ton
·                     Masker



DAFTAR PUSTAKA


¨      Bambang, P., 1992, Teknologi Mekanik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.Harsono, Toshie, 1996, Teknologi Pengelasan Logam,. Pradnya Paramita, Jakarta.
¨      King, R.W. and Hudson, R. (1985). “Construction Hazard and Safety Handbook: Safety.”
¨      Butterworths, England.Robert, W.,K., 1993, Dasar-dasar Pengelasan,Erlangga.
¨      Sumakmur, P.,K., 1995, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Gunung Agung,Jakarta.
¨       




0 komentar:

Posting Komentar

 

Cicila Pan's Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review